Dulu kita mengenal 2 ideologi besar dunia: Kapitalisme yang
dimotori Amerika dan Komunisme yang digerakkan Uni Soviet. Kedua negara
tersebut dengan masing-masing ideologi yang berbeda, dalam kurun waktu
yang cukup lama, berada dalam situasi perang dingin sampai dengan
hancurnya Tembok Berlin yang menyatukan kembali Jerman Timur dan Jerman
Barat dan gagalnya kebijakan perestroika ( reformasi / restrukturisasi
politik dan ekonomi ) serta glasnost ( keterbukaan ) Michael Gorbacev.
Mengingat kedua negara besar ini sedang berlomba memperebutkan hegemoni (
penguasaan ) pengaruh dunia, tanpa peduli akan efek negatif yang
ditimbulkannya.
Di Indonesia, khusususnya pasca era reformasi, berbagai ideologi, baik yang populer maupun yang kurang populer bermunculan menampakkan jati dirinya. Ideologi ekstrim kanan, ekstrim kiri, nasionalis moderat, nasionalis radikal dan lain-lain, semua bebas berekpresi. Jurnalis dan sastrawati Ayu Utami, diluar dugaan dirinya, bahkan kemudian mensinyalir liarnya ideologi-ideologi yang selama ini memendam diri.
Terlepas dari semua itu, munculnya berbagai ideologi memberikan hikmahnya tersendiri: kelak publik akan menjadi mengerti mana ideologi yang realistis dan mana yang sekedar utopia ( bersifat khayalan semata ). Maka seleksi alam lah yang kelak menentukan ideologi alternatif bagi sebuah bangsa yang ideal yang mampu mengayomi dan melayani berbagai kompleksitas persoalan masing-masing warganya.
Sekian,-
Di Indonesia, khusususnya pasca era reformasi, berbagai ideologi, baik yang populer maupun yang kurang populer bermunculan menampakkan jati dirinya. Ideologi ekstrim kanan, ekstrim kiri, nasionalis moderat, nasionalis radikal dan lain-lain, semua bebas berekpresi. Jurnalis dan sastrawati Ayu Utami, diluar dugaan dirinya, bahkan kemudian mensinyalir liarnya ideologi-ideologi yang selama ini memendam diri.
Terlepas dari semua itu, munculnya berbagai ideologi memberikan hikmahnya tersendiri: kelak publik akan menjadi mengerti mana ideologi yang realistis dan mana yang sekedar utopia ( bersifat khayalan semata ). Maka seleksi alam lah yang kelak menentukan ideologi alternatif bagi sebuah bangsa yang ideal yang mampu mengayomi dan melayani berbagai kompleksitas persoalan masing-masing warganya.
Sekian,-
No comments:
Post a Comment