Ads Here

Monday, September 11, 2017

Dunia seperti semakin cepat berlalu

Dunia seperti semakin cepat berlalu. Kita yang dulu duduk di bangku TK dan suka menangis kalau meminta uang jajan, kini malah sudah mengantar anaknya sendiri ke TK dan membentak-bentak sang anak kala ia menjerit menangis meminta uang jajan. Ada juga pengalaman yang mengharukan, saat dulu kita masih kecil-kecil dengan wajah yang polos dan lugu tanpa mengetahui peristiwa-peristiwa apa yang akan terjadi nanti, lalu tiba-tiba puluhan tahun kemudian, terjadilah keakraban diantara sesama teman yang berasal dari berbagai tempat yang sudah beruban dan menimang cucu: ada haru, ada senang, ada rindu, ada iba, ...... ada sekian banyak rasa yang membuat kita larut dalam kebersamaan yang sudah lama tertahankan antara masa kecil kita dulu dan saat kita sudah
mulai menua. Suatu rentang waktu yang sesungguhnya cukup lama, namun terasa begitu cepat ketika kita mendapatinya di saat ini. Fase-fase waktu, kita lalui tanpa terasa. Kelak, di hari kiamat dan hari berbangkit nanti, saat harta dan anak-anak tak lagi dapat diandalkan, manusia akan merasakan hal yang sama: dunia begitu cepat berakhir. Ka annahum yauma yarownahaa lam yalbatsuu illa 'asyiyyatan aw dluhaahaa: Seakan-akan di hari ketika mereka melihatnya ( menyaksikan kiamat / hari berbangkit ), mereka itu merasa tidak tinggal di dunia ini, kecuali di sore atau di pagi harinya saja. Sekian,-

No comments:

Post a Comment