Ads Here

Sunday, September 10, 2017

MAU PEPAYA ATAU NANAS ??


Mau pepaya atau mau nanas ? Saya sih mau pilih nanas saja ah. Soalnya selain manis, buah nanas juga asam menyegarkan. Apalagi sedikit ditaburi garam halus. Di Jawa Barat sentra penghasil nanas adalah Subang. Di daerah ini nanas begitu melimpah. Jalan menuju Ciater, misalnya, dihiasi dengan deretan panjang pedagang nanas. Nanas seakan menjadi identik dengan Subang itu sendiri. Namun, kesukaan saya pada nanas akhir-akhir ini agak sedikit terganggu. Penyebanya sepele, cuma uang Rp. 20.000 ( Dua puluh ribu rupiah ). Pedagang menawarkan kepada saya 2 nanas Rp. 50.000. Saya menawar Rp. 30.000. Pedagang pun langsung mau. Karena penasaran dengan standar harganya, tak lama kemudian saya pun menghentikan mobil yang saya bawa. Begitu saya bertanya berapa harga nanas tersebut kepada pedagang berikutnya, sang pedagang menjawab: Rp. 5000 ( Lima ribu rupiah ). Jika diasumsikan harga standarnya memang Rp. 5000, maka lompatan nilai tawaran saya 2 nanas Rp.30.000 menuju 2 nanas Rp. 10.000, mengandung selesih nilai Rp. 20.000. Nah, selisih nilai inilah yang saya maksud menjadi penyebab "hubungan baik" saya dengan nanas agak sedikit terganggu. Ketika disebut nanas, saya merasa teringat kembali dengan "kebohongan" pedagang yang pertama. Hakikatnya, penyebab utamanya bukanlah uang, tapi "kebohongan" yang kebetulan melekat pada nilai uang. Sang pedagang rupanya kurang memahami perbedaan psikologis ( rasa ) antara transaksi pemberian dan transaksi pembelian. Maksudnya tuh gini lho, kalau kita memang niatnya mengasih orang, jangankan Rp. 20.000, berapa juta pun ikhlas. Tapi dalam transaksi bisnis, perbedaan harga / nilai uang sekecil apapun sangat sensitif ( sangat terasa ). Sebagai contoh lain: jika kita membeli beras di toko-A satu kg harganya Rp. 10.000, sementara di toko B Rp. 10.500, maka selesih Rp. 500 ( Lima ratus rupiah ), bisa menjadi ganjalan buat kita. Tapi dalam transaksi pemberian, nilai Rp.500 tidak ada apa-apanya. Jangan kan cuma lima ratus rupiah, temanku Mas Zulkarnaen, mengasih puluhan juta rupiah karena simpati pada teman-temannya. Buat pedagang Nanas yang pertama tolong: catat itu ! , sekian,-

No comments:

Post a Comment