Ads Here

Tuesday, September 12, 2017

Mulailah sesuatu yang positif dengan apa yang paling mungkin, jangan dengan sesuatu yang "KALAU"

Untuk suatu kemajuan terkadang ada banyak logika berfikir yang terpaksa harus kita balik. Nih contohnya: "Kalau saya punya uang 100 juta, beneran, saya mau buka restoran ayam goreng". Bandingkan dengan pernyataan ini : "Meskipun saya tidak punya uang ratusan juta, saya akan tetap berniat kuat membuka bisnis ayam goreng". Contoh lain : "Saya akan belajar dengan rajin kalau saya punya meja belajar yang nyaman". Bandingkan dengan pernyataan ini : "Sekalipun saya belum mempunyai meja belajar di rumah, saya harus tetap belajar dengan rajin, karena yang menjadi titik tekan saya adalah belajarnya , bukan mejanya". Kita sering membuat syarat yang malah menyulitkan dan menutup tujuan positif yang kita inginkan. Pada saat kita mau membuka usaha, kita mensyaratkan jumlah uang yang cukup banyak. Padahal sekiranya kita lebih fleksibel menyesuaikan dengan seadanya uang, usaha lebih mungkin segera kita wujudkan. Jadi kalau kita ga punya 100 juta, cuma punya 5 juta misalnya, ya tinggal uang 5 juta itu diatur-atur saja kira-kira kita masih bisa layak jualan ayam goreng, atau, misalnya, tidak harus terpaku dengan bisnis ayam goreng. Buat kita yang kebetulan masih sekolah, kalau ingin belajar di rumah, tidak harus menunggu ada fasilitas yang sempurna. Sungguh sangat berguna menerapkan falsafah "Tak ada rotan, akar pun jadi". Kita yang belajar disembarang tempat, di bawah pohon dekat rumah kita sendiri, dengan tanpa meja sekalipun, jangan salah, bisa jadi justru jauh lebih mencerdaskan, lebih nyantai dan lebih khusyu', daripada belajar di atas meja yang terkesan formal. Mulailah sesuatu yang positif dengan apa yang paling mungkin, jangan dengan sesuatu yang "KALAU". Lalu logika berfikir kita yang mundur harus kita putar balik ke depan agar dapat mencapai kemajuan. Sekian,-

No comments:

Post a Comment