Untuk suatu kemajuan terkadang ada banyak logika berfikir yang terpaksa
harus kita balik. Nih contohnya: "Kalau saya punya uang 100 juta,
beneran, saya mau buka restoran ayam goreng". Bandingkan dengan
pernyataan ini : "Meskipun saya tidak punya uang ratusan juta, saya
akan tetap berniat kuat membuka bisnis ayam goreng". Contoh lain :
"Saya akan belajar dengan rajin kalau saya punya meja belajar yang
nyaman". Bandingkan dengan pernyataan ini : "Sekalipun
saya belum mempunyai meja belajar di rumah, saya harus tetap belajar
dengan rajin, karena yang menjadi titik tekan saya adalah belajarnya ,
bukan mejanya". Kita sering membuat syarat yang malah menyulitkan dan
menutup tujuan positif yang kita inginkan. Pada saat kita mau membuka
usaha, kita mensyaratkan jumlah uang yang cukup banyak. Padahal
sekiranya kita lebih fleksibel menyesuaikan dengan seadanya uang, usaha
lebih mungkin segera kita wujudkan. Jadi kalau kita ga punya 100 juta,
cuma punya 5 juta misalnya, ya tinggal uang 5 juta itu diatur-atur saja
kira-kira kita masih bisa layak jualan ayam goreng, atau, misalnya,
tidak harus terpaku dengan bisnis ayam goreng. Buat kita yang kebetulan
masih sekolah, kalau ingin belajar di rumah, tidak harus menunggu ada
fasilitas yang sempurna. Sungguh sangat berguna menerapkan falsafah
"Tak ada rotan, akar pun jadi". Kita yang belajar disembarang tempat, di
bawah pohon dekat rumah kita sendiri, dengan tanpa meja sekalipun,
jangan salah, bisa jadi justru jauh lebih mencerdaskan, lebih nyantai
dan lebih khusyu', daripada belajar di atas meja yang terkesan formal.
Mulailah sesuatu yang positif dengan apa yang paling mungkin, jangan
dengan sesuatu yang "KALAU". Lalu logika berfikir kita yang mundur harus
kita putar balik ke depan agar dapat mencapai kemajuan. Sekian,-
Situs Tentang Jejaringan Sosila, Usaha, Berita, Artikel Membangun, Motivasi, Hiburan, Juga Disain Web"Membangun Asset Dan Menciptakan Wirausahawan Yang Mandiri"
No comments:
Post a Comment