Ads Here

Monday, September 11, 2017

Pilkada dan sentimen permusuhan antar pendukung bagai dua sisi mata uang

Pilkada dan sentimen permusuhan antar pendukung bagai dua sisi mata uang, yang meskipun terpisah, tapi satu kesatuan. Gemuruh komunikasi di negeri ini selama berbulan-bulan tak pernah lepas dari pembicaraan tentang Ahok dan Anis. Ahok dan Anis seolah telah menjadi prioritas perhatian, bukan saja rakyat Jakarta, tapi juga bahkan hampir rakyat Indonesia secara keseluruhan. Semakin mendekati masa pilkada, pembicaraan mengenai keduanya pun semakin memanas. Saat para pendukung Ahok mengemukakan alasan dukungannya, yang tampak jelas hanyalah sisi-sisi positif Ahok. Sisi-sisi negatif menjadi sekedar deretan persoalan yang harus segera dimaklumi. Demikian pula keadaannya dengan para pendukung Anis. Kini pilkada telah usai kita saksikan. Siapa yang memenangkan ? Pasti kita semua sudah tahu. Baik Ahok, yang kalah, maupun Anis, yang memenangkan, kedua-duanya manusia biasa seperti kita semua, memiliki sisi-sisi positif dan negatifnya masing-masing. Akan lebih baik keadaannya bila Ahok, Anis dan para pendukung keduanya berusa ha menghilangkan kecurigaan yang berlebihan dan terus-menerus bahu-membahu saling memberikan penghormatan dan semangat untuk mencapai suatu tujuan mulai: MEMBANGUN JAKARTA. Mengapa demikian ? Karena sudah pasti kita semua mengetahui akibatnya bila kondisinya justru terbalik: saling curiga, saling membenci, saling menggugat, saling mempolitisir dan lain-lain. Oke ? Sekian,-

No comments:

Post a Comment