Ads Here

Saturday, September 9, 2017

BERTANYA SAMA AHLINYA BOS BIAR TEPAT SASARAN



 "Fas aluu ahladzdzikri in kuntum laa ta'lamuun / Maka bertanyalah kamu sekalian kepada *ahlinya*, jika kamu sekalian tidak mengetahui ( atau tidak mengerti sesuatu ) !". Perintah Tuhan dalam al-Qur'an ini secara konseptual dan hakiki diakui kebenarannya. Namun dalam praktek, kita kadang menemui kesulitan: siapa yang sesungguhnya ahli dan siapa yang sesungguhnya bukan ahli ? Faktanya, yang ahli dan yang bukan ahli lebih dominan di tentukan secara subyektif oleh orang yang meyakininya sendiri. Maka jangan heran, bila si-A menganggap si-B ahli agama, sementara si-C lebih meyakini si-D lah yang justru ahlinya. Akan menjadi lebih kompleks lagi persoalannya bila dilanjutkan ternyata si-D lebih yakin dengan si-E, si-F lebih yakin dengan si-G, si-H lebih yakin dengan si-I, si-J lebih yakin dengan si-K dan seterusnya...dan seterusnya... Keahlian, dalam penilaian orang, bersifat beragam dan atau bertingkat. "Wafawqo kulli dzii 'ilmin, 'aliim", demikian penegasan al-Qur'an, bahwa diatas orang yang mengerti ada lagi yang lebih mengerti. Lalu pada tingkat keahlian orang yang seperti apa yang kita diperintahkan untuk boleh bertanya kepadanya ? Walloohu a'lam. Yang jelas, Allah Yang Maha Mengerti dan Yang Maha Bijaksana tidak pernah memaksakan suatu keyakinan pada hamba-hamba-Nya. Orang mau yakin kemana terserah, : semua diserahkan sepenuhnya kepada orang yang bersangkutan. Karena memang dalam prakteknya orang hanya mau mewujudkan sesuatu secara ikhlas berdasarkan sesuatu yang diyakininya, bukan berdasarkan yang diyakini orang lain !. Sehingga dengan demikian orang boleh saja meyakini siapa yang dianggap ahli oleh dirinya. Tentu saja dengan satu catatan berpegang teguh pada suatu prinsip : sepanjang keyakinan kita kepada orang yang kita anggap ahli tadi tetap dapat membuka ruang bagi koreksi dan masukan-masukan pihak lain yang lebih melengkapi dan lebih baik. Bila kita tidak membuka diri seperti itu, maka kita akan terjatuh pada jurang : EGOISME DAN FANATISME BERLEBIHAN ! sekian,-

No comments:

Post a Comment