Ads Here

Tuesday, September 12, 2017

Harus dibedakan antara FAKTA dan PENJELASAN. Fakta atau kenyataan itu lebih kaya kandungannya daripada penjelasan

Harus dibedakan antara FAKTA dan PENJELASAN. Fakta atau kenyataan itu lebih kaya kandungannya daripada penjelasan. Satu peristiwa akan sangat mungkin bisa menimbulkan banyak penjelasan. G 30 S / PKI misalnya, peristiwanya satu, yang terjadi pada bulan September 1965 itu. Tapi bagaimana peristiwa tersebut dan kronologinya, luar biasa, banyak versinya. O.G. ROEDER, wartawan senior asal Australia dalam The Smiling General menyebut Soeharto sebagai sang penyelamat peristiwa itu. " THE NAME SOEHARTO mean nothing to the world and to many Indonesians until October 1, 1965. On this day, the life of an unknown Indonesian soldier, within a couple of hours, turned from obscurity to fame". ( "Nama Soeharto tidak berarti apa-apa bagi dunia dan bagi kebanyakan orang Indonesia sebelum tanggal 1 Oktober 1965. Pada hari itu, kehidupan seorang prajurit yang tidak dikenal, dalam beberapa jam telah berubah dari keadaan gelap menjadi cemerlang" ). Sementara itu sejarawan sekaligus peneliti LIPI, Dr. Abdurrachman Surjomihardjo berkomentar lain: "Pendekatan politisnya sangat menonjol. Pengumpulan bahan hanya mengutamakan catatan persidangan dalam Mahmilub ( Mahkamah Militer Luar Biasa ). Padahal banyak pelaku sejarah masih hidup, antara lain Jenderal Nasution dan para tokoh Angkatan 66. Andaikata mereka ikut dilibatkan, rekonstruksinya pasti bisa lebih lengkap... ." Jadi kembali ke FAKTA dan PENJELASAN, kesimpulannya kurang lebih sebagai berikut: FAKTA sebagai kenyataan kongkrit disatu pihak merupakan sesuatu yang independen / mandiri dan obyektif. Sementara PENJELASAN, di lain pihak, seringkali besifat dependen / terpengaruh dan subyektif. PENJELASAN, dengan demikian, boleh jadi memiliki potensi yang tidak utuh dalam mengungkapkan suatu fakta. Waspadalah....waspadalah !

No comments:

Post a Comment