Ads Here

Saturday, September 9, 2017

NANTI BAGAIMANA? ATAU BAGAIMANA NANTI ? falsafah yang saling bertentangan.


Ada 2 falsafah yang saling bertentangan. _Yang pertama_ : *NANTI BAGAIMANA ?* _Yang kedua_ : *BAGAIMANA NANTI !* Mana yang benar diantara kedua falsafah ini ? Anda semua tentu saja berhak memberikan jawaban / tanggapan apapun. Tapi sebelum itu, mari kita berspekulasi terlebih dahulu tentang beberapa kemungkinan penanda karakter orang-orang yang memegangi kedua falsafah tadi. Berikut ini kemungkinan ciri-ciri orang yang memegangi falsafah _yang pertama_, *NANTI BAGAIMANA ?* : sisi positif : teliti, rajin, tekun, hati-hati, visioner ( berpandangan jauh ke depan ), berperhitungan dalam bersikap dan bertindak. Sisi negatif : lama, kurang inovatif, kurang kreatif, monothon, kurang smart / cerdas, kurang mampu mencairkan suasana, berkarakter seperlunya / ja-im alias jaga image ( baca: ime'j ), kurang romantis, kurang dermawan, jarang sekali melakukan improvisasi ( kurang memiliki kecerdasan mendadak ), cenderung bersikap formal ( kurang membaur ) kurang _nyeni_ dan seterusnya. _Yang kedua_ : *BAGAIMANA NANTI !* : sisi positif : berani, cepat bertindak, smart, membaur / merakyat, inovatif, kreatif, _nyeni_, luwes, adaptatif, romantis, memiliki kecerdasan improvitatif ( kecerdasan menyikapi keadaan secara mendadak ), bersikap simpatik untuk mayoritas berbagai kalangan, mampu mencairkan suasana dan biasanya berwatak dermawan. Sisi negatif : Nekat, sembrono, pragmatis ( hanya memandang kepentingan sesaat ), bisa idealis bisa juga tidak, boros, tidak tertib, tidak tekun dan seterusnya....
Dengan demikian, baik orang yang memegangi falsafah yang pertama, maupun orang yang memegangi falsafah yang kedua, .... kedua-duanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Maka konsideran ( pertimbangan ) yang tepat untuk menanggapi kedua falsafah tadi: *selayaknyalah kita semua bersikap bijaksana*...... Karena itu dengan *menimbang* bla, bla, bla, ... *mengingat* bla, bla, bla ... *memperhatikan* bla, bla, bla ... , saya, Sol langlang buana, *menetapkan, memutuskan* : bahwa kedua falsafah tadi syah adanya, serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sesuai situasi dan kondisi yang sedang terjadi. Demikian yang dapat disampaikan. Indramayu, 31 Juli 2017, Merdeka !!! ...

No comments:

Post a Comment