Ads Here

Monday, September 11, 2017

Suka tapi bingung ya "GONDRENG"

Suka tapi bingung, pemuda itu itu akhirnya memberanikan diri bertanya: "Mas kalauuu...hukumnya menonton TV tuh gimana sich ? ". Merasa bukan sebagai Mufti ( Pemberi fatwa ), saya dengan tanpa beban berusaha menjawab pertanyaan itu dengan cepat: "Ya hukumnya sama dengan anda keluar rumah, terus melihat dunia yang luas ini." Masih penasaran dengan jawaban itu, si-pemuda lanjut bertanya: "Tapi kan Mas kalauuu di TV banyak maksiyatnya ?". Saya lalu coba jawab dengan gaya yang tidak jauh berbeda: "Sama saja, kalau anda keluar rumah ingin lihat yang maksiyat juga banyak. Maksiyatnya justru lebih nyata. Yang positif banyak....yang negatifnya juga banyak. Bedanya kalau di TV, dunia dibatasi oleh segi empat layar kaca, sementara kalau melihat dunia nyata tidak dibatasi oleh itu, malahan lebih bebas lagi toh ?!". Dialog berakhir sampai di situ. Tapi sinisme pemuda itu--meski dengan gaya bertanya-- seperti belum terselesaikan. IPTEK sebagai produk peradaban, pastilah buatan manusia yang dalam pemanfaatannya tidak mustahil sarat dengan tarik-menarik kepentingan. Hampir semua produk peradaban IPTEK potensial memiliki dua efek / pengaruh, pengaruh baik dan pengaruh buruk. Tugas kita bukan mempermasalahkan kehadirannya. Tapi bagaimana kita memanfaatkannya untuk hal-hal yang positif dan prospektif bagi seluruh perjalanan kehidupan kita. Kelak sampailah kita pada satu kesimpulan yang sama sebagaimana disabdakan Rasululloh bahwa segala sesuatu memang tergantung pada niat seseorang. Niat dan kecenderungan kitalah yang membuat kita terlarang menonton TV !, sementara TV dengan sejumlah program yang terkandung di dalamnya adalah fakta kehidupan sebagaimana yang juga kita lihat dalam kenyataan hidup sehari-hari: Ada yang baik dan ada juga yang buruk. Sekian,-

No comments:

Post a Comment